Artikel ini akan menyatakan instrumen analisis teknis yang telah menjadi instrumen yang agak popular dan mungkin instrumen klasik pun. Hari ini mungkin tidak ada trader yang belum pernah bertemu dengan indikator RSI. Singkatan ini berarti Relative Strength Index yaitu Indeks Kekuatan Relatif. Indikator ini menggambarkan kekuatan kecenderungan yang ada pada saat tertentu dan kemungkinan keselesaiannya. Karena indikator RSI sangat mudah untuk menggunakannya sudah beberapa angkatan trader menggunakannya.  

Indikator ini ditemukan oleh W. Wailder. Indeks RSI ditemukan di majalah Commodities pada akhir tujuh puluhan. Pada pendapat penemunya indikator ini sebaiknya digunakan dalam jarak dua minggu. Wailder berpendapat bahwa jarak waktu ini ialah jarak waktu optimal tidak tanpa alasan. Tetapi hari ini berbagai-bagai jarak waktu digunakan. RSI disebutkan indeks kelembaman juga. 

Pada grafik indikator RSI membentuk kurva yang dirapikan dan berupah dalam rangka 100 poin. RSI diletakkan di jendela baru seperti grafik indikator yang lain. Bahkan lagi jendela indikator ada dua garis horizontal yang berada di tingkat 30 dan 70 poin. Keadaan ketika angka indikator jatuh ke bawah tingkat 30 disebut “oversold” atau keadaan ketika barang dijual terlalu banyak ( juga disebut area oversold). Begitu pun untuk beradaan indeks di atas tingkat 70. Keadaan ini disebut “overbuy”. Istilah ini agak relatif dan digunakan untuk memudahkan menginterpritasikan angka indikator.     

Indikator dihitungkan agak mudah. Ubahan harga yang positif dan negative digunakan untuk menentukannya. Angka ini ditandai dengan huruf U dan D. Ubahan positif dihitung dalam formula:

U = Ct – Cy, D=0,  di mana Ct berarti “close today” sedangkan Cy berarti “close yesterday”. 

Ubahan negatif: 

D = Cy – Ct, U=0

Kalau Ct=Cy, maka U=D=0

Selanjutnya angka U dan D dirapikan dengan metode moving average exponensial yang berjarak N dan yang digunakan untuk menentukan angka RS yaitu kekuatan relatif dan selanjutnya RSI:  

RS = EMA(U)/EMA(D), RSI = 100 – (100/(1+RS)

Di bawah kita meneliti strategi penggunaan indikator ini.

Sinyal indikator RSI

Sekarang ketika indikator RSI serta cara menghitungnya dijelaskan, sebaiknya menggambarkan metode kerja dengan indikator ini. RSI membentuk beberapa jenis sinyal:

1.Overbuy dan oversold

Di atas sudah dijelaskan artinya angka indikator yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hal ini dapat mengisyaratkan  ketidakstabilan pasar. Beradaan angka indeks di area overbuy dapat mengisyaratkan saat cocok untuk menjual, sedangkan beradaan angka indikator oversold dapat mengisyaratkan saat cocok untuk membeli (lihatlah gambar).

2.Divergensi

Sinyal yang berdasar pada divergensi tidak berasal dari indikator RSI. Divergensi bear adalah keadaan ketika ekstrem RSI sudah turun sedangkan kecenderungan angka harga masih bergerak naik. Keadaan ini mengisyaratkan perubahan kecenderungan. Setidak-tidaknya kemungkinan untuk perkembangan keadaan ini membesar secara signifikan. Keadaan divergensi bear selaras dengannya. 

3.Bentuk grafik

Indikator RSI merupakan kurva yang dirapikan yang bermampu membentuk kecenderungan dan berbagai bentuk analisis teknis. Demikian pun trader dapat menganalisis grafik turunan angka indkator dan di sampingnya menganalisis grafik harga. Penelitian visual dapat meningkatkan kebenaran ramalan teknis. 

4.Kecenderungan angka indikator

Biasanya kecenderungan grafik harga dan kecenderungan angka indikator berlarasan. Overbuy dan oversold serta divergensi dan bentuk analisis teknis terbalik dapat mengisyaratkan kemungkinan untuk perubahan kecenderungan. 

Sistem perdagangan modern menjadi semakin rumit. Sekarang agak sulit bertemu dengan strategi yang berdasar pada angka satu indikator saja. Trader menggunakan beberapa instrument sebagai filter (filter menengah, osilator dan sebagainya) untuk meningkat keefektifan perdagangan. RSI dapat menjadi tambahan yang harmonis untuk semua sistem perdagangan.

Social button for Joomla